Tuesday, 3 September 2013

Integrasi Nasional: Mengindonesiakan Keberagaman Bangsa



Nama               : Danies Mudeatama
No. Reg           : 4815122429
Prodi               : Pendidikan Sosiologi Reguler 2012
                          Universitas Negeri Jakarta

Integrasi Nasional: Mengindonesiakan Keberagaman Bangsa
            Indonesia merupakan negara dengan kemajemukan bangsa yang ada di dalamnya. Hal tersebut telah tergambar jelas dari struktur masyarakatnya yang heterogen. Dari heterogenitas itulah, kemajemukan muncul sebagai cerminan dari adanya keberagaman suku, ras, agama, budaya, dan lain-lain. Jika muncul pertanyaan terhadap keberagaman tersebut, apakah alami atau merupakan konstruksi masyarakat, maka jawabannya adalah “realita”. Hal tersebut disebabkan karena adanya pemaknaan atas keberagaman itu yang sewaktu-waktu dapat bergeser.
            Secara alami, memang keberagaman tersebut merupakan suatu hal yang dapat dikatakan sebagai warisan atau turun-temurun adanya. Akan tetapi, masyarakat di sini juga berperan dalam mengkonstruksi keberagaman itu sendiri. Artinya, masyarakat juga mempunyai peran dalam jalannya keberagaman tersebut sehingga mempengaruhi kondisi kemajemukan bangsa. Kondisi kemajemukan bangsa yang seharusnya didampingi dengan nilai-nilai toleransi, dapat dinodai dengan adanya sterotip-streotip yang mencederai kemajemukan bangsa ini. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dalam memaknai keberagaman ini dengan nilai-nilai toleransi.
            Pada suatu kelas, terdapat mayoritas siswanya beragama muslim dan minoritasnya beragama non-muslim. Jika yang beragama mulsim sedang mengikuti pelajaran agamanya, maka yang beragama non-muslim diberikan toleransi untuk tidak mengikuti pelajaran agama tersebut dan begitu juga sebaliknya. Begitu juga dalam konteks kehidupan masyarakat yang pluralistik. Perbedaan-perbedaan yang muncul harus dijadikan sebagai suatu keberagaman yang dilandasi oleh nilai-nilai toleransi. Jadi, dari pemahaman masyarakat tentang bertoleransi itulah yang dapat menimbulkan suatu integrasi dalam masyarakat.
            Berkaca dari beberapa contoh kasus dewasa ini, penyebab yang mengancam integrasi nasional bangsa ini sebenarnya adalah dari kesadaran atas pemahaman dari keberagaman bangsa itu sendiri. Kondisi yang majemuk seperti ini seolah dimaknai sempit oleh beberapa kelompok masyarakat. Hal tersebut terwujud dari tindakan-tindakan yang mengarah kepada gerakan seperatis yang mengancam keutuhan bangsa. Negara Islam Indonesia (NII), Organisasi Papua Merdeka (OPM), Republik Maluku Selatan, serta pengibaran bendera Aceh yang akhir-akhir ini baru saja terjadi, merupakan beberapa wujud tindakan yang mengancam integrasi nasional negara ini. Jika dilihat dari segi sosiologis, konflik-konflik seperti ini muncul karena adanya beberapa faktor yang melandasi. Di antaranya adanya berbagai kepentingan politik dari tiap-tiap gerakan itu sendiri. Selain itu, kecemburuan sosial terhadap perlakuan pemerintah atau institusi juga dapat mendasari hal itu. Selanjutnya, adanya solidaritas di dalam kelompok yang lebih kuat daripada solidaritas kebangsaannya, memungkinkan munculnya sikap yang mengarah ke dalam disintegrasi tersebut. Itulah sebabnya mengapa integrasi nasional bangsa ini sedang dalam ancaman.
            Dari beberapa contoh kasus di atas, konsep dari suatu bangsa yang majemuk, telah disalahartikan maknanya oleh beberapa kelompok masyarakat. Suatu kesatuan yang seharusnya difasilitasi oleh sikap toleransi, malah diartikan sebagai fasilitas kepentingan dalam solidaritas kelompok-kelompok. Akibatnya, pemaknaan atas keberagaman yang seharusnya disesuaikan dengan kondisi bangsa Indonesia yang multikultur, menjadi pemaknaan atas suatu tindakan penyeragaman bangsa Indonesia. Selain itu, yang juga seharusnya dimaknai bahwa Indonesia negara yang terbagi atas suku bangsa, agama, ras, dan lainnya, menjadi suatu pemaknaan adanya pembagian wilayah Indonesia yang tidak berintegrasi dalam suatu kesatuan. Oleh karena itu, pemikiran yang keliru tersebut ingin menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang seragam dan terpecah belah.
            Dengan contoh munculnya gerakan Negara Islam Indonesia (NII) telah membuktikan bahwa adanya keinginan yang kuat untuk menjadikan negara Indonesia menjadi negara yang islami. Artinya, keinginan kuat itulah yang ingin menjadikan negara ini menjadi negara yang tadinya beranekaragam atau multikultur, menjadi suatu negara yang seragam. Selain itu, gerakan separatis seperti OPM dan RMS juga merupakan dampak dari pemaknaan yang keliru. Jika pemaknaan atas Islam sebagai suatu agama dimaknai dengan mengindonesiakan Islam, maka nilai-nilai agama Islam di dalamnya dapat disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan atas keberagaman yang ada pada bangsa Indonesia, tentu tanpa mencederai makna atas agama Islam itu sendiri. Dengan demikian, nilai-nilai toleransi dalam beragama dapat terbangun sehingga pemaknaan atas hal tersebut yang keliru tersebut dapat dihindari.
            Dalam persoalan ini, integrasi memang memerlukan perhatian penting, khususnya atas pemahaman atau penafsiran atas keberagaman bangsa Indonesia. Jika diibaratkan, kondisi tersebut seperti seorang anak yang sedang diajarkan mengenali anggota keluarganya. Kondisi anak yang sebelumnya belum mengetahui siapa ayah, ibu, ataupun kakak dan adiknya, setelah diajarkan maka anak tersebut mengenali dan mencoba untuk menyapa anggota keluarganya tersebut. Hal itu juga yang diperlukan untuk meluruskan pemaknaan atas keberagaman bangsa. Dimulai dari mengenal siapa dirinya dan bangsanya serta kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.
            Persoalan integrasi memang merupakan suatu hal yang mendasar dan kompleks. Jika dilihat dalam pendekatan struktural fungsional, memang dapat diakatakan bahwa integrasi merupakan suatu sistem yang saling berkesinambungan. Akan tetapi, jika dilihat dalam pendekatan konflik, maka integrasi dapat dimunculkan dari adanya pertentangan-pertentangan, baik di dalam maupun di luar kelompok. Sekarang tinggal bagaimana mencoba untuk meminimalisasi konflik yang ada. Salah satunya adalah proses penyadaran atas makna dari integrasi dalam keberagaman bangsa ini. Dengan demikian, jika hal tersebut dapat tersosialisasi dengan baik, maka bukan tidak mungkin suatu gerakan-gerakan separatis yang mengancam integrasi nasional bangsa ini tidak akan muncul sehingga integrasi nasional menjadi suatu makna abadi yang tersampaikan.
 

No comments:

Post a Comment