Saturday, 21 September 2013

Menganalisis Kasus Pendidikan; Perspektif Konflik

AHMAD ROFIKI PEND. SOSIOLOGI 4815 122 446

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

STRA TA PEN DIDI KAN: PERS PEK TIF KON FLIK.

Pendidikan merupakan salah satu saluran mobilitas sosial, dengan pendidikan seseorang bisa terangkat derajatnya dari kelas bawah ke atas. Fungsi pendidikan juga untuk perubahan sosial yang artinya merubah kehidupan ini menjadi lebih baik, dengan keadilan dan kejujuran. Namun, pendidikan dewasa ini hanya menjadi reproduksi kelas-kelas proletar yang dibuat oleh kaum bourjuis. Sekolah tidak mengubah apa-apa, melainkan hanya menjadi ajang bagi para bourjuis menanamkan kembali pundi-pundi uangnya. Waktu dulu SD menjadi OB, sekarang SMA bahkan juga menjadi OB. Ini dikarenakan sekolah-sekolah ada tidak perduli dengan anak lulusan didiknya. Ketika anak didiknya lulus, tidak ada lagi tanggung jawab sekolah untuk mengubah kehidupan sosialnya. Setelah lulus, semua perkenalan yang dibangun antara guru dan murid – hilang tak berbekas, seolah “ peserta didik dapat atau tidaknya pekerjaan, bukan tanggung jawab sekolah”

Penyebab munculnya strata dalam pendidikan juga ikut menanamkan kembali pundi-pundi uangnya bourjuis. Keluarga yang mempunyai modal, dapat menyekolahkan anaknya ke tempat yang lebih mempunyai sarana-prasarana perfect. Sedangkan mereka, para proletar hanya dapat menyekolahkan anaknya ke tempat yang tidak mempunyai sarana-prasarana perfect. Ini terlihat dari sekolah RSBI, SNI, Unggulan, tempatnya para bourjuis. Lalu SMA N, swasta bukan unggulan adalah tempatnya para proletar. Buku-buku yang tersebar di sekolah hanya buku ilmu pengetahuan umum, bukan buku seperti dikuliah yang khusus (penjurusan). Akibatnya, para proletar yang tidak mempunyai biaya untuk kuliah hanya bisa untuk bekerja. Bagi para proletar yang tidak mempunyai keahlian, mereka akan menjadi pengangguran bahkan sampah masyarakat.


Sekolah, dalam pandangan Illich, adalah lembaga pendidikan yang membagi masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial yang sangat tidak egaliter lagi diskriminatif – pada kesimpulan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan telah menyebabkan langkanya keterampilan. Hal ini disebabkan sekolah pada saat tingkat dasar tidak langsung disertakan jurusannya atau penjuruan, mengakibatkan seseorang yang sudah sekolah masih “ngambang” tidak tahu pelajaran apa yang ia sukai dan minati – dimana ia akan di pekerjakan. Oleh karena itu, pendidikan harus lah sosialis bukan kapitalis; buku-buku harus tersebar secara merata dengan melibatkan 2,5 juta buku untuk mengembangkan perpustakaan komunal, sebab untuk menyelamatkan sejarah kita untuk pemuda kita; seperti yang dilakukan pemerintahan Chavez di Venezuela.

No comments:

Post a Comment